Berikut sedikit dokumentasi semarak agustusan tersebut:
Media silaturahmi dan berbagi informasi sesama warga lingkungan RT 3 RW 9 Perum Graha Mustika Media, Desa Lubang Buaya, Kec. Setu, Kab. Bekasi
Senin, 26 Agustus 2013
Semarak Agustusan di RT3 RW 9 Graha Mustika Media
Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68, warga RT 3 RW 9 Perum Graha Mustika Media mengadakan berbagai perlombaan baik untuk anak-anak maupun dewasa.
Berikut sedikit dokumentasi semarak agustusan tersebut:
Berikut sedikit dokumentasi semarak agustusan tersebut:
Rabu, 21 Agustus 2013
Alhamdulillah ...Jalanku Mulus Kini.
Alhamdulillah, dengan kebersamaan, kepedulian warga RT 3 RW 9 GMM khususnya warga Gang Musholla Al Falah, jalanan yang semula sering becek jika hujan akhirnya kini sudah dicor, tepatnya hari Jum'at, 16 Agustus 2013 yang lalu.
Terima kasih untuk semua warga yang telah kompak dan selalu peduli pada lingkungan:
"Pak Heri, Pak Iwan, Pak Sugi, Pak Endang, Pak Agus, Pak Udin, Pak Tri, Pak Iip & Pak Yuli"
Terima kasih juga kepada semua donatur yang telah secara sukarela membantu baik bantuan berupa dukungan dana dan terutama dukungan do'a, sehingga proses pengecoran jalan berjalan dengan lancar.
Semoga kekompakan dan kebersamaan kita selaku warga senantiasa terjaga dan terus terbina selamanya, Amin....
Sekedar dokumentasi Pra, Saat dan setelah jalan dicor.
Jalan sering becek kalo hujan, mana dak da ojek lagi.......
Jalan sudah mulai diratakan, papan cor sudah dipasang.
beton mix sudah dituang dan diratakan.
Ayo siapa yang mau menyusul !!!!
Terima kasih untuk semua warga yang telah kompak dan selalu peduli pada lingkungan:
"Pak Heri, Pak Iwan, Pak Sugi, Pak Endang, Pak Agus, Pak Udin, Pak Tri, Pak Iip & Pak Yuli"
Terima kasih juga kepada semua donatur yang telah secara sukarela membantu baik bantuan berupa dukungan dana dan terutama dukungan do'a, sehingga proses pengecoran jalan berjalan dengan lancar.
Semoga kekompakan dan kebersamaan kita selaku warga senantiasa terjaga dan terus terbina selamanya, Amin....
Sekedar dokumentasi Pra, Saat dan setelah jalan dicor.
Saat jalan masih belum dicor
Jalan sering becek kalo hujan, mana dak da ojek lagi.......
Saat proses persiapan pengecoran
Jalan sudah mulai diratakan, papan cor sudah dipasang.
Saat pengecoran
beton mix sudah dituang dan diratakan.
Setelah pengecoran
Ayo siapa yang mau menyusul !!!!
Jumat, 02 Agustus 2013
Senin, 25 Maret 2013
Jadwal Ronda/Ambil Jimpitan RT 3 RW 9 GMM
Berikut jadwal pengambilan jimpitan/ronda RT 3 RW 9 GMM untuk 23 Maret - 11 Mei 2013.
Ditunggu partisipasi Bapak-bapak untuk meramaikan dan turut menjaga keamanan lingkungan kita.
Ditunggu partisipasi Bapak-bapak untuk meramaikan dan turut menjaga keamanan lingkungan kita.
klik gambar untuk memperbesar!
Senin, 18 Maret 2013
Inikah Rute Jalan Tol Cimanggis-Cibitung yang melewati Kec. Setu Bekasi?
Dari lampiran peraturan daerah (Perda) no 4 tahun 2007 kab Bekasi, ada rencana penambahan/pembangunan jalan baru yang melintasi kec. Setu (Garis merah putus-putus pada Gambar).
Apakah ini rute jalan tol Cimanggis-Cibitung yang sudah direncanakan dan sampai sekarang tidak/belum tahu kapan realisasinya????
Kira-kira sendiri saja ya...gimana nantinya!!!!
Gambar Full untuk lampiran perda no 4 th 2007 bisa dilihat di link berikut!!!
klik pada gambar untuk memperbesar!
Apakah ini rute jalan tol Cimanggis-Cibitung yang sudah direncanakan dan sampai sekarang tidak/belum tahu kapan realisasinya????
Kira-kira sendiri saja ya...gimana nantinya!!!!
Gambar Full untuk lampiran perda no 4 th 2007 bisa dilihat di link berikut!!!
Rabu, 13 Maret 2013
"Ayo Giatkan Kembali Ronda" (Sistem Keamanan yang Mulai Ditinggalkan)
Dong…dong…dong..dong..x11
Suara ini akan kita dengarkan ketika jarum jam dinding di rumah anda sudah menunjukkan pukul 23.00. Ini bukanlah suara penjual nasi goreng atau mie ayam seperti di perkotaan. Namun ini adalah bunyi kentongan yang senantiasa dipukul oleh para penjaga pos ronda. Mereka akan memukul kentongan setiap jamnya sesuai dengan jumlah bilangan jam itu. Biasanya kentongan mulai dipukul jam 23.00 sampai dengan 03.00.
Mungkin di kampung-kampung pedesaan, masih sering kita jumpai beberapa orang melakukan ronda malam. Mereka berkeliling kampung sambil membawa kentongan untuk memastikan bahwa di kampung tidak ada maling, atau barangkali hanya mengingatkan warga yang belum mengunci pintu. Pesan yang paling penting yang disampaikan para petugas ronda adalah agar masyarakat senantiasa waspada terhadap berbagai hal yang tidak diinginkan.

Poskamling
Kata “ronda” ini menurut Vicente L. Rafael dan Rudolf Mrazek dalamFigures of Criminality in Indonesia, the Philippines, and Colonial Vietnam, merupakan institusi prakolonial. Kentongan yang merupakan perangkat utama pada saat ronda. Menurutnya, kentongan digunakan untuk mengumpulkan masyarakat dan memberikan tanda bahaya sudah berabad-abad yang lalu. Ini adalah bukti yang menguatkan pendapat mereka bahwa ronda adalah institusi yang ada sejak jaman prakolonial.
Namun pada jaman kolonial pos-pos jaga berfungsi sebagai perpanjangan dari menara-menara dari kekuasaan kolonial untuk mengekang gerak pribumi. Fungsinya lebih mirip pos pengawasan terhadap pribumi yang melewati daerah tertentu. Hal serupa juga terjadi ketika Jepang berkuasa di Indonesia.
Pada saat Jepang masih berkuasa di bumi pertiwi ini, ronda menjadi salah satu tugas pokok anggota keibodan, organisasi semi militer yang bertugas membantu polisi seperti hansip. Tugas mereka selain menjamin keamanan, mereka harus menjaga dan mencari penyamun, pencuri, penjahat, serta melakukan jaga malam dan ronda kampung. Namun di beberapa wilayah tertentu, tidak saja hanya menggunakan keibodan, namun juga melibatkan masyarakat sipil. Sistem pengamanan seperti ini terus dijalankan sampai dengan Jepang hengkang dari Indonesia setelah kalah dari Sekutu.
Pada masa pendudukan Jepang, Pos Ronda digunakan oleh keibodan untuk mengawasi warga pribumi yang berbuat makar atau memberontak Jepang. Paska kemerdekaan, pos-pos ronda milik Jepang ini digunakan oleh orang-orang pribumi sebagai pos penjagaan dan mengawasi orang-orang Jepang dan lainnya yang dirasa membahayakan lingkungan sekitar.
Sistem keamanan lingkungan (siskamling) baru muncul 1981. Sistem keamanan ini muncul dilatarbelakangi oleh kondisi politik dalam negeri yang lagi kacau, mulai dari gejolak politik hingga kriminalitas yang semakin meningkat. Adalah Awaloedin Djamil seorang Kepala Polisi pada saat itu menggagas bentuk pengamanan swakarsa. Pengamanan ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat desa. Sedangkan dalam sektor industry juga harus ada pengamanan dalam bentuk satpam.
Siskamling yang dilakukan secara swakarsa ini menempatkan warga sipil sebagai pelaksana. Mereka melakukan ronda atau jaga secara bergiliran antara warga satu dengan yang lainnya. Biasanya mereka membuat jadwal yang dipatuhi secara bersama-sama. Semenjak itulah dibentu poskamling (Pos Keamanan Lingkungan) seperti yang kita tahu sekarang ini. Dalam bahasa Jawa intilah Poskamling ini lazim disebut dengan “gerdon” yang berarti tempat untuk berjaga malam.
Menurut Antropolog Joshua Barker dalam “State of Fear: Controlling The Criminal Contagion In Suharto’s New Order”, yang dimuat dalam jurnal Indonesia No 66, Oktober 1998, siskamling pada jaman orde baru tidak lain hanya menjadi perpanjangan tangan pengawasan polisi ke dalam lingkup lokal. Kondisi siskamling tak ayal seperti pada jaman Jepang. Pada jaman orde baru Poskamling digunakan untuk mengawasi para pemuda atau kelompok tertentu yang akan melakukan makar terhadap pemerintah.
Apa yang diamati oleh Josua Barker ini setidaknya memiliki kemiripan dengan apa yang ditemukan oleh Abidin Kusno dalam bukunya yang berjudul Guardian of Memories: Gardu in Urban Java. menurutnya Gardu mengalami perubahan fungsi lagi di era presiden Soeharto berkuasa. Gardu lagi-lagi menjadi perpanjangan tangan kekuasaan. Keberadaan gardu mengukuhkan bentuk militerisme dalam kemasan yang lebih sederhana dan terasa merakyat. Soeharto menerapkan model pertahanan semesta yang berfungsi sebagai pendukung legitimasi kekuasaaannya dengan dalih Sistem Keamanan Lingkungan. Dengan demikian, berbagai kegiatan yang sekiranya membahayakan kekuasaan orde baru bisa terekam dengan jelas dan bisa segera ditindaklanjuti.
Apa yang bisa kita petik dari ronda ini sebenarnya? Yang paling penting dari ronda adalah desa kita menjadi aman dan tentram. Ronda yang dilakukan pada malam hari ini menjadi sarana yang cukup efektif untuk menjaga hubungan antarwarga, meningkatkan solidaritas, dan tentu saja menjaga keamanan lingkungan.
Pos ronda yang ada di sekeliling kita mungkin kini hanya tinggal tempatnya saja yang mungkin juga tidak terawat. Sesekali orang berkumpul hanya untuk bermain gaple, remi atau sejenisnya. Sementara pada saat kampanye legislatif sampai pilihan lurah pos ronda berubah bentuk menjadi posko partai ataupun posko pasangan calon. Fungsinya sudah bergeser jauh dari yang sebelumnya. Namun itulah jaman, senantiasa bergerak terus.
Sistem keamanan dengan model swakarsa sekarang ini sudah mulai tidak laku lagi. Masyarakat tidak memiliki waktu untuk berjaga secara bergiliran seperti dahulu. Karena mungkin terbentur oleh kebutuhan pekerjaan yang tidak pernah mengenal waktu. Orang lebih suka membayar hansip ataupun satpam jika dibandingkan harus ikut menjaga kampungnya sendiri. Padahal tindak kriminal, pencurian dan kejahatan lainnya tidak semakin berkurang. Dengan demikian hansip dan satpam sebenarnya memiliki kontribusi yang besar untuk keamanan dan kenyamanan kita. Terimakasih Bapak hansip dan satpam yang telah mengabdikan diri untuk keamanan dan kenyamanan saya.
Sumber tulisan : http://www.jelajahbudaya dot com
Suara ini akan kita dengarkan ketika jarum jam dinding di rumah anda sudah menunjukkan pukul 23.00. Ini bukanlah suara penjual nasi goreng atau mie ayam seperti di perkotaan. Namun ini adalah bunyi kentongan yang senantiasa dipukul oleh para penjaga pos ronda. Mereka akan memukul kentongan setiap jamnya sesuai dengan jumlah bilangan jam itu. Biasanya kentongan mulai dipukul jam 23.00 sampai dengan 03.00.
Mungkin di kampung-kampung pedesaan, masih sering kita jumpai beberapa orang melakukan ronda malam. Mereka berkeliling kampung sambil membawa kentongan untuk memastikan bahwa di kampung tidak ada maling, atau barangkali hanya mengingatkan warga yang belum mengunci pintu. Pesan yang paling penting yang disampaikan para petugas ronda adalah agar masyarakat senantiasa waspada terhadap berbagai hal yang tidak diinginkan.

Poskamling
Kata “ronda” ini menurut Vicente L. Rafael dan Rudolf Mrazek dalamFigures of Criminality in Indonesia, the Philippines, and Colonial Vietnam, merupakan institusi prakolonial. Kentongan yang merupakan perangkat utama pada saat ronda. Menurutnya, kentongan digunakan untuk mengumpulkan masyarakat dan memberikan tanda bahaya sudah berabad-abad yang lalu. Ini adalah bukti yang menguatkan pendapat mereka bahwa ronda adalah institusi yang ada sejak jaman prakolonial.
Namun pada jaman kolonial pos-pos jaga berfungsi sebagai perpanjangan dari menara-menara dari kekuasaan kolonial untuk mengekang gerak pribumi. Fungsinya lebih mirip pos pengawasan terhadap pribumi yang melewati daerah tertentu. Hal serupa juga terjadi ketika Jepang berkuasa di Indonesia.
Pada saat Jepang masih berkuasa di bumi pertiwi ini, ronda menjadi salah satu tugas pokok anggota keibodan, organisasi semi militer yang bertugas membantu polisi seperti hansip. Tugas mereka selain menjamin keamanan, mereka harus menjaga dan mencari penyamun, pencuri, penjahat, serta melakukan jaga malam dan ronda kampung. Namun di beberapa wilayah tertentu, tidak saja hanya menggunakan keibodan, namun juga melibatkan masyarakat sipil. Sistem pengamanan seperti ini terus dijalankan sampai dengan Jepang hengkang dari Indonesia setelah kalah dari Sekutu.
Pada masa pendudukan Jepang, Pos Ronda digunakan oleh keibodan untuk mengawasi warga pribumi yang berbuat makar atau memberontak Jepang. Paska kemerdekaan, pos-pos ronda milik Jepang ini digunakan oleh orang-orang pribumi sebagai pos penjagaan dan mengawasi orang-orang Jepang dan lainnya yang dirasa membahayakan lingkungan sekitar.
Sistem keamanan lingkungan (siskamling) baru muncul 1981. Sistem keamanan ini muncul dilatarbelakangi oleh kondisi politik dalam negeri yang lagi kacau, mulai dari gejolak politik hingga kriminalitas yang semakin meningkat. Adalah Awaloedin Djamil seorang Kepala Polisi pada saat itu menggagas bentuk pengamanan swakarsa. Pengamanan ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat desa. Sedangkan dalam sektor industry juga harus ada pengamanan dalam bentuk satpam.
Siskamling yang dilakukan secara swakarsa ini menempatkan warga sipil sebagai pelaksana. Mereka melakukan ronda atau jaga secara bergiliran antara warga satu dengan yang lainnya. Biasanya mereka membuat jadwal yang dipatuhi secara bersama-sama. Semenjak itulah dibentu poskamling (Pos Keamanan Lingkungan) seperti yang kita tahu sekarang ini. Dalam bahasa Jawa intilah Poskamling ini lazim disebut dengan “gerdon” yang berarti tempat untuk berjaga malam.
Menurut Antropolog Joshua Barker dalam “State of Fear: Controlling The Criminal Contagion In Suharto’s New Order”, yang dimuat dalam jurnal Indonesia No 66, Oktober 1998, siskamling pada jaman orde baru tidak lain hanya menjadi perpanjangan tangan pengawasan polisi ke dalam lingkup lokal. Kondisi siskamling tak ayal seperti pada jaman Jepang. Pada jaman orde baru Poskamling digunakan untuk mengawasi para pemuda atau kelompok tertentu yang akan melakukan makar terhadap pemerintah.
Apa yang diamati oleh Josua Barker ini setidaknya memiliki kemiripan dengan apa yang ditemukan oleh Abidin Kusno dalam bukunya yang berjudul Guardian of Memories: Gardu in Urban Java. menurutnya Gardu mengalami perubahan fungsi lagi di era presiden Soeharto berkuasa. Gardu lagi-lagi menjadi perpanjangan tangan kekuasaan. Keberadaan gardu mengukuhkan bentuk militerisme dalam kemasan yang lebih sederhana dan terasa merakyat. Soeharto menerapkan model pertahanan semesta yang berfungsi sebagai pendukung legitimasi kekuasaaannya dengan dalih Sistem Keamanan Lingkungan. Dengan demikian, berbagai kegiatan yang sekiranya membahayakan kekuasaan orde baru bisa terekam dengan jelas dan bisa segera ditindaklanjuti.
Apa yang bisa kita petik dari ronda ini sebenarnya? Yang paling penting dari ronda adalah desa kita menjadi aman dan tentram. Ronda yang dilakukan pada malam hari ini menjadi sarana yang cukup efektif untuk menjaga hubungan antarwarga, meningkatkan solidaritas, dan tentu saja menjaga keamanan lingkungan.
Pos ronda yang ada di sekeliling kita mungkin kini hanya tinggal tempatnya saja yang mungkin juga tidak terawat. Sesekali orang berkumpul hanya untuk bermain gaple, remi atau sejenisnya. Sementara pada saat kampanye legislatif sampai pilihan lurah pos ronda berubah bentuk menjadi posko partai ataupun posko pasangan calon. Fungsinya sudah bergeser jauh dari yang sebelumnya. Namun itulah jaman, senantiasa bergerak terus.
Sistem keamanan dengan model swakarsa sekarang ini sudah mulai tidak laku lagi. Masyarakat tidak memiliki waktu untuk berjaga secara bergiliran seperti dahulu. Karena mungkin terbentur oleh kebutuhan pekerjaan yang tidak pernah mengenal waktu. Orang lebih suka membayar hansip ataupun satpam jika dibandingkan harus ikut menjaga kampungnya sendiri. Padahal tindak kriminal, pencurian dan kejahatan lainnya tidak semakin berkurang. Dengan demikian hansip dan satpam sebenarnya memiliki kontribusi yang besar untuk keamanan dan kenyamanan kita. Terimakasih Bapak hansip dan satpam yang telah mengabdikan diri untuk keamanan dan kenyamanan saya.
Sumber tulisan : http://www.jelajahbudaya dot com
Selasa, 24 Juli 2012
Mudik Murah Meriah
Bagi Anda yang mau mudik ke kampung halaman, bisa dicoba deh tips & trik mudik berikut, dijamin murah meriah, soal keselamatan tanggung sendiri ya….
Hati-hati , Sampai ketemu di kampung …….
Mudik Naik Kereta Api

Mudik Naik Kereta
Tips:
Usahakan mendapatkan tempat di bagian depan, agar tidak sumuk, atau kegerahan.
Siapkan, atau minum jamu tolak angin sedikitnya 3 sachet.
Kebiasaan berolahraga, atau fitness sangat membantu disini, karena pegangan harus kuat.
Mudik Naik Mobil Pribadi

Mudik dengan mobil pribadi adalah pilihan paling menyenangkan, karena kita bisa membawa oleh-oleh sebanyak apapun yang kita mau.
Tips:
Tumpuk oleh-oleh diatas mobil, dan ikat kuat-kuat.
Kalau dirasa masih kurang, pasang trailer atau kereta gandeng di belakang mobil.
Jika ada anggota keluarga yang suka beser atau ngompol, dan anda malas untuk berhenti karena mengejar waktu, coba lengkapi kendaraan anda dengan yang satu ini :

Mobil Mudik dengan toilet
Mudik Naik Pesawat
Siapa bilang harga tiket pesawat mahal? ada terobosan baru sebuah Low Budget Airlines yang menawarkan mudik bareng dengan harga murah, sehingga kita bisa mengajak seluruh anggota keluarga naik pesawat, tanpa perlu keluar biaya banyak :

Mudik Naik Pesawat
“Kebersamaan” adalah motto Airlines ini.

Pesawat Termurah
Posisi tempat duduk yg bisa digeser maju mundur

Pramugari Pesawat Murah
Pramugari siap melayani anda
Jika dirasa uang anda belum cukup, ini adalah beberapa pilihan terakhir

Mudik Bareng

Mudik Termurah

Mudik Termurah 2
sumber : fotounik.net
Minggu, 13 Mei 2012
Pos Ronda RT 3 RW 9 Perum GMM
Pos ronda RT 3 RW 9 GMM 100% hasil swadaya warga. Di sinilah Pak Satimin bertugas dan berkantor tiaap malamnya. Tiap malem minggu para Bapak yang kebagian jadwal ambil jimpitan juga ikut meramaikan pos ronda ini.
Minggu, 26 Februari 2012
Yukk, Lestarikan lingkungan Kita Dengan Penghijauan!
ADANYA
berbagai perubahan kondisi dan kualitas lingkungan tentunya akan bisa
berpengaruh buruk terhadap manusia. Beragam bentuk kerusakan lingkungan,
seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan menurunnya kualitas
lingkungan akibat bencana alam, banjir, longsor, kebakaran hutan, krisis
air bersih. Hal ini lama kelamaan akan dapat berdampak global pada
lingkungan, khususnya bagi kesehatan masyarakat sendiri.


Manusia memang terkadang
tenggelam dalam rangkaian kegiatan yang terlalu berlebihan dan tidak
memperhatikan kepentingan lainnya. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menata dan memelihara kelestarian lingkungan, telah mengakibatkan
kemerosotan kualitas lingkungan yang begitu parah. Hal ini hendaklah
menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dalam menata kembali wilayah
Indonesia dari segala bentuk berbagai kerusakan lingkungan, disamping
menciptakan dan membangun budaya masyarakat dalam berwawasan lingkungan.
Dalam konteks ini,
tidaklah berlebihan jika gerakan ramah lingkungan pun bisa kembali
digalakkan melalui pemerintah daerah (pemda) kepada masyarakat secara
menyeluruh. Sebab, dalam rangka menjaga dan memelihara kelestarian
lingkungan hidup, sangatlah perlu adanya kerja sama yang baik antara
Pemerintah dengan masyarakat sendiri. Berbagai bencana alam yang sering
melanda sebagian wilayah di negara kita pada dasarnya merupakan akibat
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata dan memelihara kelestarian
lingkungan.
Masalah lingkungan,
seperti bencana banjir, bencana kekeringan, tanah longsor, kebakaran
hutan, masalah sampah, dan meningkatnya kadar polusi udara merupakan
masalah lingkungan yang bukan tergolong sepele. Betapa tidak? Sebab,
tidak terselesaikannya atau berlarut-larutnya masalah lingkungan akan
menghancurkan potensi pemenuhan generasi mendatang.
Pembangunan di berbagai
daerah di Indonesia hendaklah bisa memperhatikan ekosistem di
sekitarnya. Janganlah, eksistensi lingkungan dikesampingkan oleh dalih
penataan kota tanpa menghiraukan kelestarian dan kenyamanan
lingkungannya.
Menyikapi hal ini,
sebagai rakyat Indonesia dan anggota masyarakat yang cinta lingkungan,
paling tidak kita secara moral (etika) bisa ikut berpartisipasi pada
setiap program yang berkait dengan kelestarian lingkungan hidup yang
dicanangkan oleh pemerintah.
Galakkan penghijauan
Upaya dalam menata dan
memelihara kelestarian lingkungan, tidaklah hanya mengandalkan
pemerintah saja, namun lebih jauh masyarakat pun mempunyai peranan
penting dalam upaya mewujudkan hal itu. Di antaranya yaitu dengan pola
pendidikan melalui berbagai penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya
menata dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
Membangun kesadaran
masyarakat yang mempunyai wawasan lingkungan yang luas merupakan “pilar”
dalam menjaga kondisi lingkungan benar-benar jauh dari berbagai sumber
pengrusakan dan pencemaran lingkungan. Sebab, pada dasarnya masalah
lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan disebabkan oleh
tangan-tangan manusia itu sendiri.
Dengan pola pendidikan,
melalui institusi pendidikan atau pun dengan penyuluhan langsung ke
masyarakat dengan secara sungguh-sungguh akan terciptalah akar budaya
masyarakat yang mempunyai kesadaran lingkungan yang tinggi. Artinya,
etika lingkungan akan menjadi pondasi dalam setiap pembangunan di
Indonesia.
Dengan etika lingkungan,
kita tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan,
tetapi lingkungan juga akan membatasi tingkah laku dan upaya
mengendalikan segala bentuk kegiatan pembangunan agar tetap berada dalam
batas-batas kepentingan lingkungan hidup kita.
Masyarakat yang
berwawasan lingkungan dengan etika atau moral lingkungan yang tinggi
benar-benar dibutuhkan dalam setiap pembangunan di Indonesia. Tak
terkecuali adanya penegakan hukum lingkungan secara tegas dan terarah.
Lebih jauh, dengan mengacu pada hal tersebut setidaknya wawasan
lingkungan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengarah pada
pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Masalah lingkungan, seperti halnya
banjir, tanah longsor dan kelangkaan air bersih yang sering terjadi di
sebagian wilayah di Indonesia, memang merupakan permasalahan global. Bukan
saja menimpa Indonesia, namun di negara-negara lain pun juga ikut
merasakan. Walaupun sering dilanda banjir di musim penghujan, Indonesia
dalam waktu tertentu juga mengalami kelangkaan air bersih, terutama
untuk keperluan pertanian. Hal ini merupakan bukti konkret akibat
kurangnya kesadaran masyarakat kita dalam berwawasan lingkungan. Jika
hal ini dibiarkan, ini akan berpengaruh pula terhadap kualitas kesehatan
masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Dengan demikian, reformasi sektor air menjadi suatu keharusan dalam mencapai tujuan pemenuhan hak (akses) atas air bagi semua. Di
mana secara nasional tujuan ini secara global dicanangkan pemenuhannya
pada 2015. Untuk itu, sangatlah perlu adanya evaluasi secara menyeluruh
dan independen tentang swastanisasi (sektor swasta) air selama ini, juga
dalam menganalisis kemungkinan alternatif bagi pelibatan konsumen.
Penghijauan lingkungan
di wilayah Indonesia haruslah kembali diupayakan dan digalakkan kembali.
Bukankah sesungguhnya hal ini sudah menjadi tugas manusia pada umumnya?
Pada pundak manusia terpikul sebuah amanah, dan tanggung jawab
melestarikan bumi. Dan manusia sebagai khalifah fil-ardhi bertanggung
jawab memakmurkan bumi atau menjadi pelaksana penghijauan lingkungan.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Alruran, berbunyi; ”Dan-Dialah yang
menjadikan kamu di bumi, dan Dia menjadikan kamu penduduknya kepadanya
(untuk memakmurkannya”). (QS. Hud : 61).
Adapun penggunaan dan
perbaikan kulit bumi lewat penghijauan adalah termasuk kegiatan
beribadah kepada Allah SWT. Hal ini pun sesuai dengan hadis Rasulullah
SAW, yang berbunyi; ”Tidaklah seorang pun menanam pohon tanaman, kecuali
Allah tulis baginya pahala (ganjaran) sesuai dengan buah (manfaat) yang
dihasilkan oleh tanaman itu”. (HR. Ahmad).
Dengan
adanya penerapan penghijauan lingkungan di Indonesia diharapkan bisa
menjadi salah satu alternatif dalam menata dan memelihara kelestarian
lingkungan hidup di wilayah Indonesia. Disamping adanya kesadaran
masyarakat yang tinggi dalam memelihara dan melestarikan lingkungan
hidup dalam rangka mengantisipasi dari segala bentuk pengrusakan dan
pencemaran lingkungan. Pembangunan Indonesia yang berwawasan lingkungan
merupakan dasar dalam menciptakan suasana keindahan dan kenyamanan
lingkungan, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia yang optimal.
Link Sumber : Budi Imansyah S http://bpdas-ctw.sim-rlps.dephut.go.id
Selasa, 14 Februari 2012
Cara Mudah Aman dan Murah Berantas Nyamuk
Nyamuk cukup mengganggu dan sangat berbahaya sebagai
penyebar berbagai penyakit mematikan. Cairan pembunuh serangga di
pasaran kurang efisien dan bahkan membawa dampak sampingan yang serius.
Berikut ini cara MUDAH, AMAN dan MURAH yang bisa
dicoba. Cocok untuk segala kondisi pemukiman, sekolah, rumah sakit, dll.
Sangat KREATIF bila dikenalkan pada para siswa sekolah untuk dicoba di
sekolah dan di rumah masing-masing.
Yang dibutuhkan : - 200 ml air
- 50 gram gula merah
- 1 gram ragi (beli di toko makanan kesehatan, warung, atau pasar)
- botol plastik 1,5 liter
- 50 gram gula merah
- 1 gram ragi (beli di toko makanan kesehatan, warung, atau pasar)
- botol plastik 1,5 liter
Langkah-langkah pembuatan
1. Potong botol plastik di tengah. Simpan bagian atas/mulut botol.
2. Campur gula merah dengan air panas. Biarkan hingga dingin dan kemudian tuangkan di separuh bagian potongan bawah botol.
3. Tambahkan ragi.
Tidak perlu diaduk. Ini akan menghasilkan karbon-dioksida.
4. Pasang/masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong.
5. Bungkus botol dengan sesuatu yang hitam, kecuali bagian atas, dan diletakkan di beberapa sudut rumah Anda.
Dalam dua minggu, Anda akan melihat jumlah nyamuk yang mati di dalam botol.
Selain membersihkan habitat mereka, tempat berkembang biak nyamuk, kita dapat menggunakan metode ini sangat berguna di sekolah-sekolah, TK, rumah sakit dan rumah.
Sumber : isparmo.web.id
Langganan:
Postingan (Atom)